Keabsahan Pengangkatan Pejabat Kepala Daerah Akibat Penundaan Pemilihan Kepala Daerah

Nur Faisyah* -  Universitas Brawijaya, Indonesia
Sudarsono Sudarsono -  Universitas Brawijaya, Indonesia
Shinta Hadiyantina -  Universitas Brawijaya, Indonesia
Irfan Amir -  Institut Agama Islam Negeri Bone

DOI : 10.30863/ajmpi.v1i1.3568

This study aims to analyze the validity of the designation of acting regional heads as an implication of the postponement of the 2022 and 2023 regional elections. This research is normative, with a statutory and analytical approach. The primary legal material is Law Number 10 of 2016 concerning  Regional Head Elections. Secondary legal materials are articles, books, and research findings gathered through normative research and analyzed using a research methodology. The results showed that the implication of postponing the 2022 and 2023 regional elections caused a vacancy in the position of the regional head, which had implications for the appointment of the TNI/Polri as acting regional head, which deviated from the state rule of law. Based on the decision of the Constitutional Court, the TNI/ Polri can occupy civilian positions if they retire or resign from active service and have gone through the process openly and competitively. Meanwhile, the mechanism for appointing acting regional heads from the TNI/ Polri who are still active has been contrary to the principle of the procedure for the validity of the actions of government officials. So that the government needs to immediately issue a government regulation related to the mechanism for appointing acting regional heads due to the postponement of technical regional elections so that the appointment can have a basis in the selection mechanism and qualification of acting regional heads democratically

This study aims to analyze the validity of the designation of acting regional heads as an implication of the postponement of the 2022 and 2023 regional elections. This research is normative, with a statutory and analytical approach. The primary legal material is Law Number 10 of 2016 concerning  Regional Head Elections. Secondary legal materials are articles, books, and research findings gathered through normative research and analyzed using a research methodology. The results showed that the implication of postponing the 2022 and 2023 regional elections caused a vacancy in the position of the regional head, which had implications for the appointment of the TNI/Polri as acting regional head, which deviated from the state rule of law. Based on the decision of the Constitutional Court, the TNI/ Polri can occupy civilian positions if they retire or resign from active service and have gone through the process openly and competitively. Meanwhile, the mechanism for appointing acting regional heads from the TNI/ Polri who are still active has been contrary to the principle of the procedure for the validity of the actions of government officials. So that the government needs to immediately issue a government regulation related to the mechanism for appointing acting regional heads due to the postponement of technical regional elections so that the appointment can have a basis in the selection mechanism and qualification of acting regional heads democratically.

This is an open access article under the CC–BY-SA 4.0 license.

  

 

 

Keywords
Rechtmatigheid; Postponement of local elections; Acting regional head
  1. Ahmad Gelora Mahardika, Sun Fatayati, Ferry Nahdian Furqan. “Problematika Yuridis Pengisian Penjabat Sementara Kepala Daerah dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia.” Legacy : Jurnal Hukum dan Perundang-undangan Vol.2, No. (2022): 34–35.
  2. Albab, Abid Ulil. “Problem Kewenangan Mahkamah Konstitusi Memutus Perselisihan Hasil Pilkada.” Jurnal Hukum & Pembangunan 48, no. 3 (2018): 542. https://doi.org/10.21143/jhp.vol48.no3.1745.
  3. Amar Wahyudi, Fauzi Syam, Rustian Mushawirya. “Kewenangan Pejabat Pengganti Kepala Daerah dalam Penyelenggaraan Pemerintah Daerah dari Perspektif Peraturan Perundang-Undangan.” Mendapo: Journal of Administrative Law Vol. 3, No (2022): 198.
  4. Amir, Irfan. “Disqualification of the Candidate Pair for the Elected Regional Head of Sabu Raijua Regency” 5, no. 2 (2021): 196–213. https://doi.org/10.35673/al-bayyinah.v4i2.1830.
  5. Amir, Irfan, dan Mustafa. Aspek Hukum dan Dinamika Pemilihan Umum di Indonesia. Jakarta Selatan: Kreasi Cendekia Pustaka (KCP), 2021.
  6. Assyayuti, Mazdan Maftukha. “Urgensi Penataan Ulang Mekanisme Pengisian Jabatan Pejabat Kepala Daerah Perspektif Demokrasi Konstitusional.” LEX Renaissance Vol 7, No. (2022): 293.
  7. Bancin, Saddam, Faisal Akbar Nasution, Mirza Nasution, dan Pendastaren Tarigan. “Sistem Pengisian Jabatan Kepala Daerah Di Indonesia Menurut Asas Otonomi Daerah.” USU Law Journal 5, no. 2 (2017): 114–23.
  8. Black, Henry Campbell. Black’S Law Dictionary. West Publishing, 1990.
  9. Budhiati, Ida. “Quo Vadis Demokrasi Prosedural dan Pemilu: Sebuah Refleksi Teoritis.” Masalah-Masalah Hukum 42, no. 2 (2013): 268–73.
  10. Deliarnoor, Nandang Alamsah. “Problematika Pelaksana Tugas (Plt) Dalam Masa Transisi Pemerintahan (Pra Dan Pasca Pilkada Serentak).” CosmoGov 1, no. 2 (2017): 322. https://doi.org/10.24198/cosmogov.v1i2.11841.
  11. Dio Ekie Ramanda. “Menata Ulang Kewenangan Mengangkat Penjabat Kepala Daerah.” Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan (JISIP) Vol. 6, No (2022): 10066.
  12. Fajar Dwiranda, Iqbal, dan Syahriza Alkohir Anggoro. “Kandidat Problematik dalam Pilkada Serentak 2015-2018: Celah Hukum Pilkada Hingga Pragmatisme Partai Politik.” Jurnal Transformative 6, no. 2 (2020): 224–53. https://doi.org/10.21776/ub.transformative.2020.006.02.5.
  13. Farisa, Fitria Chusna. “Deretan Pj Kepala Daerah yang Berstatus Polri/TNI Aktif,” n.d.
  14. ———. “Pasal-pasal yang Jadi Dalih Pemerintah Tunjuk TNI/Polri Aktif sebagai Pj Kepala Daerah,” n.d.
  15. Fauzani, M Addi, dan Aprillia Wahyuningsih. “Problematik Penjabat dalam Mengisi Kekosongan Jabatan Kepala Daerah.” In Titik Taut Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, 2021.
  16. Firdaus Arifin, Fabian Riza Kurnia. Penjabat Kepala Daerah. Yogyakarta: Thafa Media, 2019.
  17. Hadjon, Phillipus M. “Tentang Wewenang, Yuridika, No. 5 & 6 Tahun XII, Sep-Des 1997, hlm 1.” Yuridika 5 & 6 Tahu (1997).
  18. Hadjon, Philipus M. et all, 2011, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia. Yogyakarta, Gadjah Mada University Press.
  19. Indonesia, CNN. “Ombudsman Temukan 3 Maladministrasi Penunjukan Pj Kepala Daerah,” n.d.
  20. Indonesia, Republik. “Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia,” no. 1 (2002).
  21. Irwansyah. Penelitian Hukum Pilihan Metode dan Praktik Penulisan Artikel. Yogyakarta: Mirra Buana Media, 2021.
  22. Kementerian Dalam Negeri. “Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang Pemilihan.” Kemendagri, 2016, 2013–15.
  23. Konstitusi, Putusan Mahkamah. Nomor 15/PUU-XX/2022 (n.d.).
  24. Listianingsih, A’an Efendi dan Dessy Marliani. Hukum Administrasi. Jakarta: Sinar Grafika, 2017.
  25. Mahkamah Konstitusi. PUTUSAN Nomor 15/PUU-XX/2022, 2022.
  26. Mantalean, Vitorio. “Simsalabim Pelantikan 88 Pj Kepala Daerah Berujung Gugatan Cucu Bung Hatta ke Jokowi dan Mendagri,” n.d.
  27. Melfa, Wendy. “Penataan Hukum Menuju Hukum Ideal Dalam Pengaturan Pemilukada.” Masalah-Masalah Hukum 42, no. 2 (2013): 211–17.
  28. Mochammad Tommy Kusuma, Elva Imeldatur Rohmah, Muwahid, Nafi’ Mubarok. “Pengisian Kekosongan Jabatan Kepala Daerah Menjelang Pemilihan Serentak 2024.” Sosio Yustisia : Jurnal Hukum dan Perubahan Sosial Vol.2, No. (2022): 30.
  29. Pasaribu, Ian. “Pilkada Serentak Dan Hukum Politik: Kontroversi Kebijakan Pemerintah Pusat Terkait Putusan Hukum Pilkada Kabupaten, Simalungun Sumatera Utara Tahun 2015.” Politika: Jurnal Ilmu Politik 8, no. 1 (2017): 82. https://doi.org/10.14710/politika.8.1.2017.82-91.
  30. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelantikan Kepala Daerah dan/atau Wakil Kepala Daerah (n.d.).
  31. Philipus M. Hadjon, Et.all. Pengantar Hukum Administrasi Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2011.
  32. Riawan Tjandra, W. Hukum Administrasi Negara. Jakarta: Sinar Grafika, 2019.
  33. Ristyawati, Aprista. “EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PILKADA SERENTAK 2020 PADA MASA PANDEMI DARURAT COVID-19 DI INDONESIA.” CREPIDO 2, no. 2 (2020). https://doi.org/10.14710/crepido.2.2.85-96.
  34. Santoso, Catur Joko. “POLITIK HUKUM NASIONAL DALAM PELAKSANAAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH (PEMILUKADA) SERENTAK SAAT PANDEMI COVID-19.” JURNAL LEX SPECIALIS VOL 1 NO 1 (2021): 228.
  35. Saraswati, Retno. “Calon Perseorangan : Pergeseran Paradigma Kekuasaan Dalam Pemilukada.” Masalah-Masalah Hukum 40, no. 2 (2011): 196–201.
  36. Seran, Gotfridus Goris. “Pilkada Serentak : Model, Kebijakan, dan Kaitan Dengan Penguatan Demokrasi Elektoral di Indonesia.” Prosiding Seminar Nasional FHISIP-UT, 2017.
  37. Sinaga, Parbuntian. “Pemilihan Kepala Daerah dalam Konstuksi UUD NRI 1945.” Binamulia Hukum 7.1 (2018): 23.
  38. “Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia,” n.d.
  39. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (n.d.).
  40. Widhia Arum Wibawana, diakses 17 Oktober 2022. “Pj Gubernur adalah Apa artinya? Kepanjangan, Tugas dan Wewenang,” n.d.
  41. Yusdianto. “Determinasi Daerah di Tangan Pejabat Kepala Daerah,” 2022.
  42. Naskah Akademik Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, Dan Walikota Menjadi Undang-Undang.
  43. Internet:
  44. CNN Indonesia, “Ombudsman Temukan 3 Maladministrasi Penunjukan Pj Kepala Daerah,” https://www.cnnindonesia.com/nasional/20220719171934-20-823476/ombudsman-temukan-3-maladministrasi-penunjukan-pj-kepala-daerah, diakses pada 17 Oktober 2022.
  45. Farisa, Fitria Chusna. “Deretan Pj Kepala Daerah Yang Berstatus Polri/TNI Aktif,”, https://nasional.kompas.com/read/2022/05/26/08105451/deretan-pj-kepala-daerah-yang-berstatus-polri-tni-aktif, diakses pada 17 Oktober 2022.
  46. ———. “Pasal-Pasal Yang Jadi Dalih Pemerintah Tunjuk TNI/Polri Aktif Sebagai Pj Kepala Daerah,”, https://nasional.kompas.com/read/2022/05/26/10525111/pasal-pasal-yang-jadi-dalih-pemerintah-tunjuk-tni-polri-aktif-sebagai-pj, diakses pada 15 Desember 2022.
  47. Maharani, Tsarina, 2022, 101 Kepala Daerah Habis Masa Jabatan pada 2022 , ini daftarnya, Kompas.com. Sumber: https://nasional.kompas.com/read/2022/01/03/15552661/101-kepala-daerah-habis-masa-jabatan-pada-2022-ini-daftarnya
  48. Mantalean, Vitorio. “Simsalabim Pelantikan 88 Pj Kepala Daerah Berujung Gugatan Cucu Bung Hatta Ke Jokowi Dan Mendagri,”, https://nasional.kompas.com/read/2022/12/04/07335241/simsalabim-pelantikan-88-pj-kepala-daerah-berujung-gugatan-cucu-bung-hatta, diakses pada 19 Desember 2022.
  49. Mashabi, Sania dan Ardito Ramadhan, 2022, Daftar nama 170 Kepala Daerah yang Habis Masa Jabatan pada 2023, ada Ridwan Kamil dan Ganjar Pranowo. Kompas.com. sumber: https://regional.kompas.com/read/2022/05/11/190726278/daftar-nama-170-kepala-daerah-yang-habis-masa-jabatan-pada-2023-ada-ridwan
  50. Widhia Arum Wibawana, “Pj Gubernur Adalah Apa Artinya? Kepanjangan, Tugas Dan Wewenang,” https://news.detik.com/berita/d-6352352/pj-gubernur-adalah-apa-artinya-kepanjangan-tugas-dan-wewenang, diakses diakses pada 17 Oktober 2022
  51. Yusdianto, “Determinasi Daerah Di Tangan Pejabat Kepala Daerah,” 2022. https://publika.rmol.id/read/2022/01/24/520707/determinasi-daerah-di-tangan-penjabat-kepala-daerah, diakses pada 16 April 2022.

Full Text:
Article Info
Submitted: 2022-12-19
Published: 2023-01-31
Section: Artikel
Article Statistics: 597 570
In Vol 8, No 1 (2023)